Journey to
Uighur-Xinjiang #End
Dalam setiap
perjalanan saya selalu dipertemukan Allah dengan orang-orang yang memperkaya
batin. Demikian halnya dengan perjalanan ke Uighur-Xinjiang kali ini.
Yang pertama adalah Mb
Manal yang saya temui di Dubai. Suaminya, Mas Abdul dalah teman
satu kantor Lambang sewaktu masih di Jakarta, sebelum bekerja sebagai
ekspatriat di Dubai.
Dokter gigi cantik
yang hidungnya mirip Dewi Sandra ini yang meminjamkan kerudung yang saya
gunakan dalam penerbangan Dubai-Urumqi.
Di saat kritis, ia
datang membantu, “Ini warnanya masuk Mb, ada hijau-birunya,” katanya ramah
sambil menyodorkan satu lembar kerudung untuk saya kenakan (baca Journey to Uighur-Xinjiang #2 "YOUR BAGAGE THROUGH URUMQI, MADAME").
Lalu, Mr. Chang, local
guide yang menemani selama di kota Urumqi dan Turpan. Saya menghargai kerja
kerasnya untuk membuat saya dan Lambang tidak terkena banyak
"masalah" selama di sana.
Seandainya situasi
yang dihadapi tidak seperti sekarang, mungkin kita bisa lebih bersahabat.
Saat chargher
handphone saya tertinggal di hotel di Turpan, ia berusaha mencarikan pengganti.
Padahal handphone yang saya gunakan bukan jenis yang populer di China.
Mr. Kashimir, local
guide di kota Kashgar. Pria Uighur yang selalu gelisah dan terperangkap dalam
ketakutan yang diciptakan di negerinya.
Saya hanya bisa
berdoa, semoga suatu hari nanti ia bisa "bernapas lega". Mengajak
orang asing yang dipandunya gembira dan menikmati indah kota kelahirannya.
Akima. Satu nama yang
setelah tulisan Journey to Uighur-Xinjiang #4 “AKIMA, APAKAH ENGKAU MERINDUKAN SUARA ADZAN?”, saya unggah membuat gelisah.
Banyaknya doa baik
yang dikirimkan padanya, saya aminkan sepenuh hati. Namun, di sisi lain saya
juga khawatir, bagaimana nasibnya kini?
Ia tinggal di satu
desa sepi yang sudah ditinggal penghuninya. Bukan hal sulit kalau mau
membuatnya "kesulitan". Semoga Allah selalu menjaganya.
Orang-orang yang tak
bersuara yang saya temui di sepanjang jalan. Perempuan penjual buah di Sunday
Market. Pemilik kedai teh di Kashgar Old City. Perempuan penyapu jalan. Pria
tua yang tertatih-tatih berjalan dengan tongkatnya. Penjual melon yang berbagi
tungku pemanas tanpa berkata-kata. Pemilik toko kelontong yang menjual cokelat
lokal Uighur.
Seperti adegan film
bisu di masa lalu. Meski tanpa suara, tatapan mata mereka telah menjelaskan
semua.
Biidznillah, semoga
suatu hari nanti Allah pertemukan kita kembali. Ketika hangat Cahaya hidayah
telah menyelimuti negerimu lagi.
Pak Rustam pemilik Khalifah Tour yang menjadi jalan mewujudkan mimpi-mimpi saya.
Menyusuri setiap jengkal bumi Allah. Mentafakurinya. Memunguti hikmah yang
berserak dan membagikan pada siapa saja yang mau membacanya.
Mas Reggy Kartawidjaja, Manager Khalifah Tour yang berusaha mengakomodir semua kebutuhan
perjalanan ini. Bukan destinasi yang mudah. Pun bukan waktu yang ideal. Namun,
ia tetap bekerja keras untuk mewujudkannya.
"Xinjiang
freezing, Bu. Suhunya (minus) -25 °C. Tapi saya tetap akan usahakan mencari
mitra yang bisa membantu di sana," ucapnya yang akan selalu saya ingat.
Sahabat-sahabat saya
Wisnu Aji, Mursid Widarsono Affandi, Sigit Triwahyu, Rizka S. Aji, Prita
Apresianti, Frety Yuana Indriasari, Fannie Santoso, Ustadz Dedi Hariadi
Hidayat, Mas Muhammad Subarkah. Adik-adik saya Faridtribun Unique, Laila-Anton
A Irawan, Fatmawati Nurul Handayani, Kharisma Dian Ikawati, Yudha-Nana, Anis.
Kepada mereka saya menittip pesan "Cariin kita kalau belum kembali ke
Jakarta."
"Cinta tulus
kalian membuat hati saya selalu hangat di perjalanan."
Dan satu nama yang
paling penting dari semua: Mama, yang mengiringi setiap langkah saya dengan
doa.
Jazakumullah khairan
katsiran. Wa jazakumullah ahsanal jaza
Semoga Allah membalas
kalian dengan kebaikan yang berlimpah dan semoga Allah membalas kalian dengan
balasan yang terbaik.
Untuk semua yang
berkenan membaca dan membagikan catatan perjalanan Journey to Uighur-Xinjiang
#1-10, semoga setiap huruf yang terbaca memberi manfaat, berbuah pahala untuk
kita semua. Syukron lakum.
Duhai Sang Pemilik
Cahaya, izinkan aku terus melangkah menuju CahayaMu. Menyusuri lekuk bumiMu.
Bersujud di sebanyak-banyak masjidMu. Menuliskan kisah, dan membagikan pada
siapa saja yang mau membacanya.
Biidznillah...
Jakarta, 9/1/2019
Uttiek
Follow me on IG
@uttiek.herlambang | FB @uttiek_mpanjiastuti | www.uttiek.blogspot.com
Saya telah berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan pinjaman Suzan yang meminjamkan uang tanpa membayar lebih dulu.
BalasHapusNama saya Amisha, saya ingin menggunakan media ini untuk memperingatkan orang-orang yang mencari pinjaman internet di Asia dan di seluruh dunia untuk berhati-hati, karena mereka menipu dan meminjamkan pinjaman palsu di internet.
Saya ingin membagikan kesaksian saya tentang bagaimana seorang teman membawa saya ke pemberi pinjaman asli, setelah itu saya scammed oleh beberapa kreditor di internet. Saya hampir kehilangan harapan sampai saya bertemu kreditur terpercaya ini bernama perusahaan Suzan investment. Perusahaan suzan meminjamkan pinjaman tanpa jaminan sebesar 600 juta rupiah (Rp600.000.000) dalam waktu kurang dari 48 jam tanpa tekanan.
Saya sangat terkejut dan senang menerima pinjaman saya. Saya berjanji bahwa saya akan berbagi kabar baik sehingga orang bisa mendapatkan pinjaman mudah tanpa stres. Jadi jika Anda memerlukan pinjaman, hubungi mereka melalui email: (Suzaninvestment@gmail.com) Anda tidak akan kecewa mendapatkan pinjaman jika memenuhi persyaratan.
Anda juga bisa menghubungi saya: (Ammisha1213@gmail.com) jika Anda memerlukan bantuan atau informasi lebih lanjut